![]() |
Photo ketua ASPEBEKA Karawang Acim, H. Mahmudin, bupati Karawang Aep Syaepulloh, Dandim 0604 Karawang Letkol Inf Dede Hermawan dan wakil sub Bulog Karawang Lina Mardiah |
Restoras.id – Wakil Sub Bulog Karawang, Lina Mardiah, turut hadir dalam acara panen raya padi serentak yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat di 14 provinsi dan 149 kabupaten di Indonesia. Kegiatan yang berlangsung di Desa Karangtanjung, Kecamatan Lemahabang, Karawang, tersebut dihadiri oleh Bupati Karawang, H. Aep Syaepulloh SE, beserta jajaran Forkopimda.
Lina Mardiah menyampaikan bahwa tugas Bulog Karawang adalah untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani dan produsen.
![]() |
wakil sub Bulog Karawang Lina Mardiah |
"Saat ini, kami ditugaskan untuk menyerap gabah dengan harga Rp. 6.500 per kilogram, sementara harga beras diperkirakan mencapai Rp. 12.000 per kilogram," ujar Lina.
Dalam upaya mendukung penyerapan gabah, Bulog Karawang menjalin kerjasama dengan Babinsa di Kabupaten Karawang dan Bekasi serta PPL pertanian.
Lina juga menegaskan pentingnya sosialisasi mengenai penerimaan gabah kering panen yang memenuhi kriteria tertentu.
"Gabah kering panen adalah gabah yang sudah siap dipanen, dan ada perbedaan harga dengan gabah kering giling," kata Lina.
Ia mengimbau kepada petani yang akan memanen untuk memberitahukan kepala desa dan Babinsa agar dapat berkoordinasi dengan Bulog dua hari sebelum pemanenan.
Sementara itu, Acim, Ketua Asosiasi Pengusaha Beras (ASPEBEKA) Karawang, yang juga menjadi mitra Bulog Karawang, menyatakan komitmennya untuk menyerap gabah hasil panen para petani.
"Kami sudah menyerap 30.000 ton gabah yang disalurkan ke Bulog Karawang, melebihi target yang ditetapkan, yakni 200 persen," ungkap Acim.
Namun, perwakilan petani, H. Mahmudin, mengungkapkan keluhannya terkait harga gabah di lapangan yang seringkali tidak sesuai dengan ketentuan.
![]() |
H. Mahmudin |
"Pemerintah menetapkan harga Rp. 6.500 per kilogram, namun di lapangan hanya dihargai Rp. 5.000 bahkan dibayar dengan cara utang sama bandar," keluh Mahmudin.
Mahmudin berharap pemerintah dapat turun langsung membeli hasil panen dari petani untuk mengatasi masalah ini. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi antara petani dan Bulog sebelum panen untuk menghindari masalah di kemudian hari.
"Sosialisasi yang disampaikan oleh Bulog Karawang baru kami dengar langsung, jadi kami berharap komunikasi yang lebih baik," ujar Mahmudin.
Ia menambahkan bahwa petani juga kesulitan dengan ketentuan Bulog yang mengharuskan gabah dalam kondisi tertentu, termasuk biaya transportasi yang membuat harga gabah menjadi lebih tinggi.
"Jika harga Rp. 6.500 harus sudah di atas mobil dan termasuk karung, kami merasa keberatan," tambahnya.
Pemerintah diminta untuk segera mencari solusi agar harga gabah di lapangan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan mengurangi beban petani. ( Luthfi Alparizy)