 |
| Poto Mohamad Sanusi beserta petani |
Restorasi.id – Petani di Desa Karangsinom, Kecamatan Tirtamulya, Karawang, Jawa Barat, khususnya yang mengelola sawah di Rancabango, tengah menghadapi masalah kekurangan debit air yang semakin memprihatinkan. Masalah ini sudah menjadi persoalan musiman yang kerap mengganggu para petani saat memulai musim tanam.
Aliran air irigasi yang mengalir ke sawah mereka bersumber dari induk sungai yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta (PJT) II, Divisi Pengelolaan Air Seksi Tarum.
Meskipun aliran air dari sumber utama sudah mencapai kapasitas maksimal, petani masih kesulitan dalam memperoleh pasokan air yang cukup hingga ke petakan sawah mereka.
Petugas PJT II Cikampek, Heru Herdiansyah, menjelaskan bahwa meski aliran air dari induk irigasi sudah optimal, tantangan utama adalah pengelolaan air ke hilir agar dapat menjangkau seluruh lahan sawah.
"Kendala utama adalah adanya kebocoran pada saluran irigasi yang mengurangi efektifitas distribusi air ke petani," ungkap Heru saat dikonfirmasi, Kamis (28/11/2024).
Untuk mengatasi masalah ini, PJT II telah mengajukan perbaikan saluran irigasi ke pihak terkait dan sedang menunggu realisasi dari usulan tersebut.
"Kami sudah mendapatkan respon positif, tinggal menunggu waktu untuk pelaksanaan perbaikan," tambah Heru.
Ditempat yang sama Mohammad Sanusi, penjaga pintu air di lokasi tersebut menyatakan bahwa pihaknya selalu berupaya mengoptimalkan distribusi air.
Bahkan, pada pagi tadi, ia bertemu langsung dengan para petani untuk memastikan ketersediaan air di lapangan.
"Kami berharap dapat dibentuk kembali sistem ulu-ulu (saluran irigasi) yang lebih efektif untuk mempermudah pengelolaan air hingga ke sawah," kata Sanusi.
Dengan adanya upaya perbaikan ini, diharapkan kebutuhan air bagi petani dapat teratasi, sehingga produksi pertanian di wilayah tersebut tetap berjalan lancar dan tidak terganggu oleh masalah kekurangan air. (Sarmin)
