Illustrasi: frreepik |
Restorasi.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, menilai perlu ada kebijakan untuk menjadikan telur dalam salah satu menu makanan pada bantuan sosial (bansos) yang dibagikan kepada masyarakat atau pengungsi setiap kali ada bencana alam di Indonesia. Namun, Anggia mengingatkan menu tersebut harus tetap perhatikan kearifan lokal atau kebiasaan konsumsi makanan di masing-masing wilayah Tanah Air.
Baca juga: Pertamina Hibahkan 1 unit Ambulance Untuk Yayasan SMC
"Pak Presiden Jokowi juga minta agar telur ini bisa dijadikan salah satu menu untuk bansos. Kalau kita bicara tentang generasi ke depan, malah (telur) justru bagus untuk pencegahan stunting. Kearifan lokal itu menjadi penting sekali, bahwa kami sering suarakan bahwa telur itu menjadi salah satu menu untuk bansos," jelas Anggia saat memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (17/12/2021).
Anggota Fraksi PKB DPR RI ini menambahkan, bisa jadi masyarakat Indonesia di bagian timur lebih sering konsumsi ikan dibandingkan telur. Maka, bansos yang diberikan bukan telur, melainkan ikan sesuai kebutuhan. "Kita usulkan hal ini. Seharusnya bisa diterima. Aneh, kenapa sih tidak bisa diterima? Menurut saya penting itu. Jadi, bansosnya harus disesuaikan dengan masyarakat lokal. Harusnya bisa begitu," tegas Erma.
Baca juga: Kekerasan Terhadap Hewan Harus Dihentikan
Diketahui, beberapa waktu lalu, Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan tidak bisa menyerap telur ayam sebagai bagian dari bansos non-tunai. Hal itu karena regulasi anggaran bansos dari Kemensos hanya untuk belanja beras. Meskipun demikian, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memiliki rencana agar telur ayam tersebut dapat diserap untuk kebutuhan bencana. Sehingga, harga telur yang awalnya jatuh karena pandemi Covid-19 dapat kembali ke harga normal karena diserap melalui pembelian oleh pemerintah.
Baca juga: Pertamina Hibahkan 1 unit Ambulance Untuk Yayasan SMC
"Pak Presiden Jokowi juga minta agar telur ini bisa dijadikan salah satu menu untuk bansos. Kalau kita bicara tentang generasi ke depan, malah (telur) justru bagus untuk pencegahan stunting. Kearifan lokal itu menjadi penting sekali, bahwa kami sering suarakan bahwa telur itu menjadi salah satu menu untuk bansos," jelas Anggia saat memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (17/12/2021).
Anggota Fraksi PKB DPR RI ini menambahkan, bisa jadi masyarakat Indonesia di bagian timur lebih sering konsumsi ikan dibandingkan telur. Maka, bansos yang diberikan bukan telur, melainkan ikan sesuai kebutuhan. "Kita usulkan hal ini. Seharusnya bisa diterima. Aneh, kenapa sih tidak bisa diterima? Menurut saya penting itu. Jadi, bansosnya harus disesuaikan dengan masyarakat lokal. Harusnya bisa begitu," tegas Erma.
Baca juga: Kekerasan Terhadap Hewan Harus Dihentikan
Diketahui, beberapa waktu lalu, Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan tidak bisa menyerap telur ayam sebagai bagian dari bansos non-tunai. Hal itu karena regulasi anggaran bansos dari Kemensos hanya untuk belanja beras. Meskipun demikian, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memiliki rencana agar telur ayam tersebut dapat diserap untuk kebutuhan bencana. Sehingga, harga telur yang awalnya jatuh karena pandemi Covid-19 dapat kembali ke harga normal karena diserap melalui pembelian oleh pemerintah.