• Jelajahi

    Copyright © Restorasi Indonesia
    Inspirasi Perubahan

    Kanal Video

    Merekontruksi Makna Memperingati Hari Ibu

    Kamis, 23 Desember 2021

    Oleh: Muhamad Akmal Albari (Sir Malibari Java)
    Mahasiswa S1 Jurusan Hukum Tata Negara 
    Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung


    Illustrasi: freepik
    Restorasi.id - Dimanapun kita berada antara ufuk Timur dan Barat, yang kita tahu harta paling penting adalah keluarga, khususnya seorang ibu. Berbagai cara untuk menghormati dan mengasihi seorang perempuan yang dinamakan ibu. Seantero dunia mengetahui jasa ibu bukan hanya sebagai wali dari anak namun melebihi darinya, ia mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan banyak yang telah ia jasakan kepada seorang anak. Karena itu, untuk menghormati pengorbanan seorang ibu, di peringati dengan hari ibu.

    Melihat dari kacamata historis peringatan hari ibu di belahan dunia, dalam salah satu jurnal, history mengatakan awal mula perayaan hari ibu berada di Yunani dan Romawi kuno, waktu itu di adakan acara untuk menghormati ibu dewi Rhea dan Cybele. Namun yang di jadikan preseden modern yang paling jelas memperingati hari ibu ketika festival "Mothering Sunday" pada waktu Kristen awal. Perayaan semacam ini juga terjadi di Inggris dan sebagian Eropa pada hari minggu keempat dalam masa prapaskah dengan istilah "mother church" atau gereja utama ada di sekitar mereka dengan layanan khusus.

    Baca juga: Banyak Koruptor Tapi Masih Banyak Suara

    Di beberapa negara pun sama, mempunyai cerita dan sejarah untuk menghormati sang ibu. Indonesia memperingati hari ibu di tanggal 22 Desember dan berbeda dengan negara lainnya yang jatuh pada bulan Mei. Tetapi bukanlah kapan kita memperingatinya, sejatinya bagaimana kita meaktualisasikan hari peringatan ibu ini. Sudahkah kita berbicara dengan ibu kita hari ini, menelpon-nya, mendoakan-nya, meluapkan rasa rindu kepadanya. Alangkah baiknya kita memaknai hari ibu tidak sebatas ucapan selamat saja.

    Andai kalian tahu bahwa ketika hari ibu yang di peringati satu tahun sekali, lalu lintas telepon melonjak hingga 37 persen hanya untuk berbicara dengan sang ibu. Kita kadang kala enggan untuk sekedar mengunjungi atau menelpon ibu dengan alasan lain waktu juga masih bisa, penulis juga tahu, karena itu hari istimewa untuk ibumu yang entah berada di rumah, sawah, kantor dan dimanapun itu. Atau jikalau ada kendala cukup saja mendoakan dari jauh.

    Penulis juga bukan hanya memaknai hari ibu sebagai peringatan semata, melebihi itu, mengajak untuk merefleksikan kembali apa yang kita tunjukkan kepada seorang ibu dan tidak selalu tentang materi atau prestasi. Menembus kepada pertanyaan sudahkah kita menghargai pemberian dan pengorbanan ibu, mulai dari tuturnya yang mengajarkan untuk bersikap sopan, berbicara lembut, menghormati yang lebih tua, menghargai sesama, menyayangi yang lebih muda, padahal ucapan ibu adalah sesuatu yang sakral bagi seorang anak. Penulis sangat khawatir makna hari ibu di tunjukkan sebagai peringatan biasa.

    Baca juga: Karangtaruna Bentuk Pengabdian Diri dan Wadah Pemuda Kreatif

    Ada saatnya masa membinasakan kita, kehadiran anak adalah hal yang dambakan bagi seorang ibu, terkhusus jika ibu diantara kita sudah mendahului dan tugas anak mendoakkan juga berupaya memaksimalkan diri agar tidak mengecewakan orang tua apalagi ibu. Demikian, Marrion C. Garrety berkata "Cinta ibu adalah bahan bakar manusia normal melakukan hal-hal yang tidak mungkin". Selamat hari ibu 22 Desember 2021, padamu aku bersimpuh dan berteduh.
    Kolom netizen >>>

    Buka kolom netizen

    Lentera Islam

    Lentera Islam


    Rasulullah SAW bersabda ” Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah”. (HR Al-Baihaqi).

    Berita Terbaru

    pemerintahan

    +