Restorasi.id - Jawa Barat yang terkenal dengan industri kreatifnya tidak pernah berhenti memproduksi produk-produk dekorasi rumah dan pakaian yang selalu menjadi trendy di kalangan muda, ini seiring dengan perkembangan industri feisyen.
Feisyen ini dipamerkan Pemda Provinsi Jawa Barat dalam acara forum bisnis 'West Java Talkshow, Creative Economic, Tourism, and Halal Industry' pada hari terakhir Paviliun Indonesia.
Produk seperti batik Megamendung, Cianjur, Garutan, bahkan batik Tasik yang mempunyai ciri khas warna cerah beberapa hari ini ditampilkan di area rolling exhabition paviliun Indonesia.
Tak hanya itu, ada beberapa prodak lain yang menarik perhatian seperti jaket dan sepatu kulit yang berkualitas dan ramah lingkungan yang dikenalkan salah satu brand asal Jawa barat, produk-produk lokal ini dipamerkan selama tujuh hari.
Potensi perdagangan lain yang turut ditampilkan juga produk hasil polesan program One Pesantren One Product (OPOP) yang tercipta dari kemandirian pesantren yang ada di Jawa Barat.
Tujuan didirikan OPOP ini untuk menciptakan generasi santri yang lebih mandiri, sehingga masyarakat dan pondok pesantren itu mampu mandiri secara ekonomi, sosial dan juga untuk memacu pengembangan keterampilan, teknologi produksi, distribusi, juga pemasaran melalui sebuah pendekatan inovatif dan strategis dari Pemprov Jabar bersama Dinas UMKM Provinsi Jawa Barat.
Sebanyak 1.574 pesantren yang berasal dari kota/kabupaten yang berada di Jawa Barat mengikuti program OPOP ini sejak tahun 2019, bidang usahanya pun beragam, perikanan, pertanian, perdagangan, konveksi, serta jasa pelayanan, semua produknya dikemas dengan menarik, untuk dipasarkan melalui toko online.
Melalui inovasi ini, peningkatan omzet usaha pesantren meningkat hingga 133 persen, jumlah produknya pun sudah mencapai kenaikan 250 sampai 500 produk.
Hingga saat ini, terdapat 20 pesantran yang terseleksi melaksanakan pra koperasi, untuk pembentukan badan hukum koperasi tingkat mandiri.
"Program OPOP tak hanya mendorong pesantren agar punya kemandirian ekonomi, tetapi sekaligus dapat membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lingkungan pesantren," ujar pelaku OPOP dari Pesantren Daarut Tauhid, Ustaz Peri Risnandar.
Ternyata, selain dari produk industri feisyen dan dekorasi, Pemda Provinsi Jawa Barat pun turut menyertakan potensi wisata yang ada di Jawa Barat untuk dipamerkan, seperti di Tangkubanparahu dan wisata sawah barudak di Majalengka.
Produk-produk itu juga diperkenalkan kepada para calon investor yang hadir dari berbagai negara di Timur Tengah, seperti Uni Emrat Arab dan Qatar
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, Jawa Barat memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
"Jawa Barat memiliki potensi sangat besar, kualitas produk-produk kami dapat bersaing di kancah internasional. Expo 2020 Dubai merupakan tempat strategis dan kami akan terus mendorong produk-produk Jabar agar dikenal di pasar global," ujar Atalia. [fah]
Feisyen ini dipamerkan Pemda Provinsi Jawa Barat dalam acara forum bisnis 'West Java Talkshow, Creative Economic, Tourism, and Halal Industry' pada hari terakhir Paviliun Indonesia.
Produk seperti batik Megamendung, Cianjur, Garutan, bahkan batik Tasik yang mempunyai ciri khas warna cerah beberapa hari ini ditampilkan di area rolling exhabition paviliun Indonesia.
Tak hanya itu, ada beberapa prodak lain yang menarik perhatian seperti jaket dan sepatu kulit yang berkualitas dan ramah lingkungan yang dikenalkan salah satu brand asal Jawa barat, produk-produk lokal ini dipamerkan selama tujuh hari.
Potensi perdagangan lain yang turut ditampilkan juga produk hasil polesan program One Pesantren One Product (OPOP) yang tercipta dari kemandirian pesantren yang ada di Jawa Barat.
Tujuan didirikan OPOP ini untuk menciptakan generasi santri yang lebih mandiri, sehingga masyarakat dan pondok pesantren itu mampu mandiri secara ekonomi, sosial dan juga untuk memacu pengembangan keterampilan, teknologi produksi, distribusi, juga pemasaran melalui sebuah pendekatan inovatif dan strategis dari Pemprov Jabar bersama Dinas UMKM Provinsi Jawa Barat.
Sebanyak 1.574 pesantren yang berasal dari kota/kabupaten yang berada di Jawa Barat mengikuti program OPOP ini sejak tahun 2019, bidang usahanya pun beragam, perikanan, pertanian, perdagangan, konveksi, serta jasa pelayanan, semua produknya dikemas dengan menarik, untuk dipasarkan melalui toko online.
Melalui inovasi ini, peningkatan omzet usaha pesantren meningkat hingga 133 persen, jumlah produknya pun sudah mencapai kenaikan 250 sampai 500 produk.
Hingga saat ini, terdapat 20 pesantran yang terseleksi melaksanakan pra koperasi, untuk pembentukan badan hukum koperasi tingkat mandiri.
"Program OPOP tak hanya mendorong pesantren agar punya kemandirian ekonomi, tetapi sekaligus dapat membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lingkungan pesantren," ujar pelaku OPOP dari Pesantren Daarut Tauhid, Ustaz Peri Risnandar.
Ternyata, selain dari produk industri feisyen dan dekorasi, Pemda Provinsi Jawa Barat pun turut menyertakan potensi wisata yang ada di Jawa Barat untuk dipamerkan, seperti di Tangkubanparahu dan wisata sawah barudak di Majalengka.
Produk-produk itu juga diperkenalkan kepada para calon investor yang hadir dari berbagai negara di Timur Tengah, seperti Uni Emrat Arab dan Qatar
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, Jawa Barat memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
"Jawa Barat memiliki potensi sangat besar, kualitas produk-produk kami dapat bersaing di kancah internasional. Expo 2020 Dubai merupakan tempat strategis dan kami akan terus mendorong produk-produk Jabar agar dikenal di pasar global," ujar Atalia. [fah]