• Jelajahi

    Copyright © Restorasi Indonesia
    Inspirasi Perubahan

    Kanal Video

    Perempuan dari Masa ke Masa

    Senin, 22 November 2021

    Oleh: Sekar Lestari Diningrat

    Mahasiswi S1 Administrasi Publik

    Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung


    Sumber foto: pribadi


    Restorasi.id - Perempuan merupakan sosok manusia dimensional, makhluk istimewa diantara lainnya. Tidak pernah habis jika dibicarakan ataupun hanya sekedar didiskusikan dalam berbagai perspektif.

    Mereka sering di imajinasikan sebagai sosok manusia yang senantiasa tidak pernah diperhitungkan dalam kancah social maupun politik. Sifatnya yang keibuan memperlakukan segala hal dengan sangat halus, perempuan seringkali dianggap objek dibandingkan subjek sehingga jika dihadapkan dengan para kaum pria mereka hanya sebagai pelengkap penderita.

    Itulah sebabnya mengapa berabad-abad silam muncul tindakan missogini terhadap perempuan dan Tampaknya keadaan tersebut mendapatkan legitimasi teologis dari berbagai agama tidak terkecuali agama islam, sebagian para pakar dan ulamanya masih menonjolkan supremasi kaum pria yang superior sehingga perempuan senantiasa berada dalam posisi marginal inferior baik dalam ranah kepemimpinan, agama maupun ranah sosial dalam kehidupan.

    Ungkapan 'wanita' dengan 'perempuan' nampaknya hanya sebatas sinonim belaka, namun jika dikaji lebih dalam hal tersebut memiliki konotasi dan makna yang berbeda. Kendati kaum hawa sendiri rasa-rasanya lebih nyaman dengan menggunakan ungkapan kata wanita jika dibandingkan dengan perempuan.

    Padahal dalam bahasa sansekerta 'wan' itu artinya nafsu sedangkan wanita artinya yang dinafsui atau objek seks. Sedangkan perempuan berasal dari kata 'empu' yang artinya dihargai maka secara simbolik dalam istilah perempuan  lebih pas dibandingkan dengan Wanita, karena memiliki konotasi yang negatif.

    Dalam kebudayaan lama, perempuan biasa diposisikan sebagai pelayan dan pemuas laki laki sehingga, karenanya perempuan sering dianggap sebagai barang komoditas yang layak dijual.Itulah sebabnya pada masa pra islam perempuan diperjual belikan.

    Sedangkan yang berumah tangga dibawah kekuasaan suaminya tidak memiliki hak-hak sipil bahkan hak warispun tidak ada. Kendatipun peradaban Yunani perempuan malah sebagai objek yang disebut ansikh yang memiliki arti sebagai perhiasan yang bernilai seni.

    Pada masa Romawi mulai berkembang pola patriarki, yakni kekuasaan sepenuhnya berada ditangan ayah. Ketika seorang perempuan telah menikah kekuasaan tersebut berpindah kepada tangan suami.

    Kekuasaan tersebut mencakup kewenangan menjual, mengusir bahkan membunuh demikian pula dalam tradisi hinduisme hak hidup seorang perempuan harus berakhir pada saat kematian suaminya, istri harus dibakar hidup-hidup pada saat mayat suaminya dibakar.

    Dan hal tersebut pernah terjadi tepatnya di Bali pada dekade yang lalu. Sementara dalam hal tradisi Yahudi perempuan dianggap sebagai sumber laknat atau biangkeladi diusirnya adam dari surga tradisi pemahaman ini terwarisi di agama nasrani yang mengatakan bahwasannya perempuan itu sebagai senjata iblis untuk menyesatkan manusia.

    Pemahaman seperti itu ternyata memperoleh legitimasi teologis bagaimana tercantum dalam alkitabnya. Konsepsi termarginalisasikannya perempuan tersebut berlangsung sampai pada abad modern, sejalan dengan semakin ditinggalkannya gereja oleh penganut sekularisme maka lahir pula lah gerakan emansipasi wanita didunia barat.

    Gerakan emansipasi atau feminisme ini didasarkan pada pengertian bahawasannya perempuan dan laki-laki memiliki peran yang sama dan kedudukan yang sama.

    Lantas bagaimana diera sekarang?
    Ternyata meskipun banyak gerakan-geraakan keperempuanan pada era sekarang. Pelecehan bahkan kekerasan kerap kali dialami oleh perempuan.

    Lalu bagaimana bisa? Baru-baru ini beredar seorang perempuan berusia 16 tahun yang diperkosa oleh lebih dari 5 laki-laki. Atau berita yang kemrin hangat mengenai pencagalan payudara ditempat umum. Atau yang lebih lucu lagi kisah nyata mengenai seorang lelaki yang mempoligami hanya masalah libido dan menceraikannya lantaran seorang perempuan tersebut sudah monopouse.
    Kolom netizen >>>

    Buka kolom netizen

    Lentera Islam

    Lentera Islam


    Rasulullah SAW bersabda ” Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah”. (HR Al-Baihaqi).

    Berita Terbaru

    pemerintahan

    +