• Jelajahi

    Copyright © Restorasi Indonesia
    Inspirasi Perubahan

    Kanal Video

    Dari Revolusi Industri Sampai Era Disrupsi

    Senin, 22 November 2021


    Oleh: Ruslan Sudrajat, S.Sos
    ruslansudrajat@isrindo.com



    Sumber: Pribadi

    Tidak ada yang pasti selain dari perubahan itu sendiri. Bahkan, pada setiap sudut kota di penjuru dunia bisa diyakini akan selalu hadir sebuah perubahan, karena perubahan adalah keniscayaan. Memang ada benarnya bahwa segala sesuatu yang berwujud tidak akan berada dalam keadaan yang konstan.
     
    Muda berbahaya tua semakin "gila" merupakan jargon seksi untuk menggambarkan bahwa dunia ini semenjak diciptakannya sudah menampilkan peristiwa-peristiwa yang tidak bisa disebutkan satu persatu , telah membawa perhatian banyak individu atau kelompok mengenai persoalan yang sering serta sudah terjadi. Di abad ke-21 sebagai identitas dari umur dunia yang kerap menyuguhkan fenomena-fenomena yang mengindikasikan kedinamisan dan progresifitas kehidupan.

    Masyarakat berkembang terus menerus baik secara unilinear, universal, multilinear, seperti apa yang sudah diutarakan oleh Alex Inkeles sosiolog asal amerika tersebut. Atau perkembangan masyarakat terjadi menggunakan metode ilmiah sebagaimana yang di yakini comte, sejalan dengan itu ada Durkheim yang melihat masyarakat bergerak dari struktur sederhana ke struktur sosial lebih kompleks. Lalu, ada Herbert spencer yang menjelaskan bahwa masyarakat berkembang dari yang awalnya masyarakat militant menjadi masyarakat industry, ada pula para kelompok fungsionalis yang menyampaikan bahwa masyarakat secara alami akan bergerak menuju homeostatis. Tak lupa juga, dengan yang dijelaskan Karl Marx tentang revolusinya itu, bahwa hidup selalu terus soal pertentangan.
    Apa yang sudah dijelaskan demikian entah itu oleh Alex Inkeles, Auguste Comte, Durkheim, Herbert Spencer, pun dengan Marx ditambah oleh kelompok fungsionalis yang pada akhirnya masyarakat, individu, dan kelompok akan berujung dalam takdir yang telah ditentukan dengan dorongan ikhtiar yang luhur.

    Rentetan-rentetan perubahan bukan sekonyong-konyong menjadi bagian yang terpisah hingga mengkristal sebagai fenomena tunggal. Tetapi, saling berkorelasi satu sama lainnya dan tidak terputus—perubahan besar yang merupakan awal dari kemajuan sebuah industry lazim disebut sebagai Revolusi Industri 1.0.

    Pada akhir abad ke-17 Revolusi Industri 1.0 terjadi pertama di inggris. Sejarah mencatat, dalam kurun waktu 1800-1900 merupakan periode awal Revolusi Industri 1.0 yang dimana inggris adalah negara pelopor bagi lahirnya Revolusi Industri.
     
    Kemudian disambung dengan adanya Revolusi Industri 2.0 yang merupakan periode kemajuan industri yang cepat dan terjadi di inggris, jerman, jepang, amerika, perancis, hingga menyebar ke eropa.
    Lalu, hingar bingar Revolusi Industri disambung dengan kemunculan Revolusi Industri 3.0 yang di awali dengan munculnya kemajuan teknologi informasi diiringi perkembangan elektronik yang hidup pada iklim industry yang memunculkan otomatisasi berbasis komputer juga robot.
    Dewasa ini telah tiba saatnya memasuki gerbang baru yaitu Revolusi 4.0 dengan dicirikan adanya konektivitas manusia, data, serta mesin dalam bentuk virtual atau familiar dengan sebutan Cyber Physical.
     
    Revolusi Industri 4.0 merupakan iklim baru bagi kehidupan sosial, dimana ruang-ruang maya semakin dipaksakan nyata dalam interaksi juga relasi sosial. Cepatnya perkembangan teknologi informasi membawa efek konkret kepada keadaan sosial dan ekonomi, beragamnya profesi-profesi baru sebagaimana telah diketahui Bersama digitalisasi telah menstrukturisasi segala lini kegiatan ekonomi.
    Di abad ke-21 ini banyak orang-orang menggalakan istilah disrupsi dimana bermacam-macam hal baru bertebaran, yang sebelumnya tidak terimajinasikan oleh Sebagian masyarakat. Disrupsi, tercipta melalui rangkaian proses Panjang yang di awali pada Revolusi Industri 1.0 hingga sampai pada saat ini segala upaya teknologi untuk mengemas aktivitas sosio-ekonomi terus dilakukan.
     
    Disrupsi adalah sebuah kondisi dimana adanya perubahan fundamentalis yang merubah semua system, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Sebagai akibatnnya, actor yang masih menggunakan cara-cara lama dan hidup dalam system serta tatanan yang lama akan kalah saing. Sebetulnya, istilah disrupsi sudah ada sejak lama, namun istilah tersebut Kembali populer sesudah Clayton M. Chirtensen seorang guru besar di Harvard Business School menggunakan istilah disrupsi dalam bukunya "The Innovator Dilemma".


    Francis fukuyama menyebut era disrupsi sebagai perubahan yang mengandung dua muatan. Pertama, sebagai sebuah gangguan bagi mereka yang terbilang konservatif, kedua, perubahan ini adalah peluang dan kesempatan untuk menghasilkan segala sesuatu dengan cara baru. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang signifikan membawa berbagai bentuk perubahan dalam segi kehidupan terkhusus sosio-ekonomi.

    Kehadiran pandemic covid-19 dimuka bumi telah menjadi suluh untuk mempercepat proses digitalisasi yang akan mendorong terjadinya disrupsi dalam sector lini tertentu. Seperti halnya dari bidang Pendidikan yang sudah disrupsi dengan alasan covid-19 sehingga cara-cara baru dalam proses kegiatan belajar mengajar dialihkan ke ruang maya. Kemudian, aktivitas kerja muncul beragam istilah seperti "Work From Home" dan lain sebagainya, mengedepankan instrument digital sebagai garda utama. Hal tersebut, entah kebetulan atau tidak, berkelindan satu tujuan dari awal Revolusi Industri 1.0 hingga saat ini dengan adanya covid-19 yang sudah mempercepat proses digitalisasi bermacam-macam aktivitas manusia.

    Hakikat manusia sebagai makhluk sosial nampaknya sudah terjadi disrupsi pula. Untuk berinteraksi secara langsung dengan tatap muka menjadi minim waktunya, Adapun kesempatan untuk berkumpul bisa diyakinkan bahwa fokusnya tersihir oleh produk-produk Revolusi Industri 3.0 dan Revolusi Industri 4.0. secara tidak sadar, digitalisasi telah menghakimi hakikat kita sebagai makhluk sosial yang organik otonom.

    Kondisi yang serba terbarukan ini menyimpan dilema tersendiri , Ketika hal yang harusnya murni sosial atau manusiawi akan terus di intervensi dengan bentuk teknologi lainnya yang lambat laun kita dan teknologi akan di integrasikan dalam segala aktivitas kehidupan. Dari Revolusi Industri 1.0 sampai Revolusi Industri 4.0 ditambah dengan apa yang sering terngiang sebagai disrupsi, kepentingannya adalah bisnis. Penciptaan beragam bentuk penyempurnaan teknologi adalah untuk menciptakan kondisi produksi yang se-efisien mungkin dan efektivitas yang akurat, nihil akan humanitas. Sebagai masyarakat maka dituntut adaptif untuk bisa berpetualang dalam iklim yang katanya "Inovatif", justru mendegradasi manusia yang berada dalam posisi subornidasi, dan teknologi adalah superordinasi, kita harus Kembali kepada manusia.
    Kolom netizen >>>

    Buka kolom netizen

    Lentera Islam

    Lentera Islam


    Rasulullah SAW bersabda ” Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah”. (HR Al-Baihaqi).

    Berita Terbaru

    pemerintahan

    +