Oleh: Sekar Lestari Diningrat
Mahasiswi S1 Administrasi Publik
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Restorasi.id - Perempuan, lagi-lagi sangat kontroversi ketika kita membahasnya. Sepertinya apapun yang dilakukan oleh perempuan selalu menjadi pusat perhatian. Perempuan melakukan ini melakukan itu selalu saja bisa menjadi bahan pembicaraan yang menarik.
Orang-orang terutama kaum Adam selalu memandang perempuan itu ribet. Sebenarnya perempuan itu tidak ribet, hanya saja perempuan selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan, yang seolah perempuan itu tidak bisa melakukan lebih dari satu pilihannya.
Bukankah perempuan itu multiperan? Ia bisa mengurus anak, suami dan seluruh keluarganya di rumah dan ketika di luar ia berkarir dalam dunia kerja dengan baik. Jika ditelisik lebih jeli diera sekarang perempuan banyak sekali perannya bukan hanya sekedar sumur, kasur dapur saja namun lebih dari itu.
Perempuan diera sekarang sudah mulai masuk ranah-ranah pekerjaan yang biasanya hanya dipegang oleh laki-laki. Tapi dukungan yang diberikan selalu saja tidak sepadan dengan apa yang perempuan kontribusikan.
Ketika seorang perempuan memposisikan dirinya untuk bekerja diluar rumah tanpa meninggalkan pekerjaan rumahnya. Akan ada banyak faktor-faktor yang selalu dihadapi baik itu norma, adat istiadat lingkungannya bahkan stereotype yang selalu menghantui.
Baca juga: 2.500 Kasus Kekerasan Perempuan...
Namun, lagi-lagi perempuan selalu diinferiorkan dan dicap ribet, pernahkah seorang laki-laki ditanya, jika nanti sudah menikah ingin mengurusi anak atau lanjut berkarir? Tidak bukan, namun pada perempuan ia selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan sepeti itu.
Setiap kali perempuan bimbang mengambil pilihan, orang-orang dengan gampang memvonis perempuan dengan statement ribet. Kami bukan makhluk yang ribet juga tidak ingin ribet, cara pandang dunia atas perempuan yang membuat kami harus menimbang lebih banyak ketika harus mengambil sebuah keputusan. Jika perempuan tampak bimbang atau ribet, percayalah itu hanya sebuah akibat bukan pembawaan yang sesungguhnya dari perempuan itu sendiri.
Baca juga: Perempuan dari Masa ke Masa
Menjadi perempuan bukanlah hal yang mudah, karena tekanan bukan hanya muncul dilingkungan sekitar terdekat saja, tapi keraguan dari dalam diri yang membuat perempuan didera perasaan bersalah.
Wajar saja jika di dalam diri perempuan masih terdapat banyak keraguan, karena keputusan seorang perempuan biasanya didasari oleh perimbangan yang lebih kompleks.
Mari kita tegaskan satu hal dan sekali lagi, perempuan itu multiperan dan semuanya hadir dengan tuntutan, tidak ada satupun dari kita yang tidak bisa berperan, entah itu didunia kerja ataupun hanya dalam rumah tangga, atau memang kegiatan perempuan diberbagai bentuk lainnya.
Hanya saja lagi-lagi pilihan perempuan selalu dipandang remeh dengan alibi perempuan itu lemah dan juga ribet.